Jakarta - Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK), Siti Nurbaya Bakar, akan mengembangkan konsep "bank sampah" di DKI Jakarta. Bank sampah tersebut dinilai dapat meminimalisir menumpuknya sampah di ibu kota.
"Ada sistem di masyarakat yang dilembagakan. Biasanya, ibu-ibu bentuk kelompok terus menjadi bank. Jadi setiap sampah ditukar uang, misalnya botol bekas air mineral dihargai Rp 1.200 per botol," kata Siti di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu (11/2).
Hal itu disampaikannya seusai rapat terbatas dengan Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kala. Rapat yang dihadiri sejumlah menteri kabinet kerja serta kepala daerah tersebut membahas mengenai penanganan banjir.
"Masyarakat yang kumpulkan sampah itu, bisa pinjam uang di perkumpulan. Bayarnya, pakai sampah. Tapi persoalannya setelah ini dibawa ke mana? Dibawa ke pengumpul besarnya atau seperti apa? Itu yang penting, ini kita lagi rajut. Saya dengan Gubernur DKI lagi diskusi terus tentang ini," ujar Siti.
Dia mengungkapkan, di Kota Makassar, Sulawesi Selatan, konsep bank sampah sudah berjalan efektif. "Contohnya di Makassar, satu hari bisa dapat Rp 40.000 ribu satu orang. Rata-rata satu bank itu, satu kelompok harian dana berputar Rp 2 juta," ungkapnya.
Dia menambahkan, konsep bank sampah di Jakarta nantinya akan mirip seperti di Makassar dan daerah lainnya. "Lagi diformulasikan. Sudah banyak diterapkan di daerah lain, di Malang, Jawa Barat, Makassar. Di Jakarta, maunya bikin 1000 bank sampah. Jakarta kan banyak penduduknya," imbuhnya.

No comments:
Post a Comment