test


Breaking News
Spesial Ramadhan

Thursday, 24 December 2015

review mendalam indihome dan firstmedia

saya sebagai yang suka gonta ganti provider jadi hafal kekurangan masing masing nih , saya memang gak di bayar namun saya harus membayar tiap bulannya hahahaha kasihan bener deh gw

pertama kita ulas indihome dulu deh , sejarah jadi indihome panjang sekali , dulu jaringan tembaga yang hanya ketebalan 3 milimeter saja untuk telepon saja , dulu telpon kita harus ke wartel (warung telpon ) demi tersambungnya hubungan silahturahmi satu sama lainnya , di tahun 2004 masuklah era internet dulu kecepatan 34 Kbps saja senangnya setengah mati modemnya pun masih bunyi tut tut tat tit tut baru deh nyambung , era selanjutnya jadi adsl masih di jaringan tembaga berukuran 3 milimeter tadi dan tidak ada suara modem tat tit tut lagi , era selanjutnya masuk lah era internet , tv dan telepon namanya grovia tv , berlanjut berganti jadi usee tv , terakhir lahir lah indihome yang kini masih sebagian menggunakan jaringan tembaga  3 milimeter internet suka putus nyambung , tv acak adul , telepon sama juga putus nyambung , ya ialah gimana mau kuat nampung diameter kabelnya aja berukuran 3 milimeter saja yah mana kuat nampung , optiknya pun juga masih bermasalah topologi koneksi masih ngaco semua internet , tv dan telepon di satu system saja , jelas sekali internet putus semuanya putus , apabila kita memakai internet , tv dan telepon secara bersamaan terjadilah perebutan bandwith dan rebutan lapak koneksi gak ada kebagian satu pun , saran kita yah perbaiki dulu lah topologi koneksi dan system masih ngaco itu dan lebih gilannya lagi dia sudah berani promosikan produknya padahal semua wilayah belum tercover fiber optik sungguh mabok itu , dah itu kalau kite komplain lamanya bukan main , gimana mau lama para teknisi pada di kurangi yang tadinya 1 wilayah.

dan kini indihome punya kebijakan yang membuat konsumen lagi lagi bikin rugi bayar tiap bulan , dan sudah berjalan aturan baru itu sejak tanggal 1 februari 2016 .
menurut saya bukan bikin rugi konsumen lagi melainkan bikin babak belur pelanggan baru , maupun pelanggan lama . menurut saya itu hal yang boleh saja di lakukan , mungkin saja efisiensi bandwith , atau bisa juga agar balik modal buatlah aturan teler macam ini , bagi yang masih betah di indihome dengan speed di krangkeng kaya gitu ngapain harus di pertahankan , lagi pula masih banyak provider berbasis yang sama dengan harga yang kompetitif .

indihome sky di peruntukan bagi pelanggan yang tidak tercover fiber optik , maka telkom mempunyai inisiatif tersendiri yaitu di adakan opsi via langit , dimana kecepatannya tidak secepat di darat sih , tapi lumayan lah bisa nikmati daripada mingkem terus ,
 layanan ini dapat mengakses data internet dengan kecepatan unduh hingga 2 Mbps dan kecepatan unggah hingga 0,5 Mbps. Selain itu, pelanggan dari IndiHome SKY ini akan dapat menikmat 13 Channel TV gratis.
Untuk area yang dapat dijangkau oleh IndiHome SKY ini terdiri dari area Jabodebatebak, Palembang, Serang, Lampung, Jambi, Sukabum, Karawang, Bandung, Madiun, Surabaya, Malang, Madura, Kediri, Jember, Sidoarjo, Gresik, dan Bali (Kabupaten Buleleng, Kabupaten Tabanan, Kabupaten Jembranan).
Nantinya pelanggan Indihome Sky akan mendapatkan internet dengan kuota 3 GB yang memiliki kecepatan unduh hingga 2 Mbps. Selain itu, mendapatkan 13Channel TV gratis (Free to Air).
Nantinya, bila kuota internet habis maka pelanggannnya dapat melakukan top up dengan beberapa pilihan paket sebagai berikut :
  • Kuota 100 MB – Rp25.000
  • Kuota 300 MB – Rp50.000
  • Kuota 500 MB – Rp75.000
  • Kuota 1 GB – Rp100.000
  • Kuota 3 GB – Rp150.000
  • Kuota 5 GB – Rp200.000
  • Kuota 10 GB – Rp350.000
  • Kuota 15 GB – Rp500.000
  • silahkan klik disini untuk informasi lebih lanjut 
  • bila mau protes kebijakan yang baru ini silahkan petisi
selanjutnya kita masuk ke firstmedia 
First Media didirikan pada tahun 1994 dengan nama PT Broadband Multimedia Tbk. Pada Maret 1999, Broadband Multimedia mulai memasarkan diri secara komersial dengan merek dagang Kabelvision, yang diikuti pada tahun-tahun berikutnya dengan peluncuran Digital1 dan MyNet.
Pada 16 Juni 2007, Broadband Multimedia mengganti namanya menjadi First Media, sekaligus meluncurkan identitas dan merek baru sebagai penyedia layanan "Triple Play". Kabelvision dan Digital1 disatukan di bawah produk HomeCable, sementara MyNet menjadi FastNet.
Pada akhir Agustus 2007. Lippo Group mengumumkan kucuran investasi sebesar $650 juta selama empat tahun kedepan kepada First Media. Kucuran dana tadi akan diinvestasikan keberbagai layanan pengembangan konten dan belanja internet, TV kabel, HDTV, akses pita lebar, layanan nirkabel, fasilitas pentimpanan data, serta layanan telepon. Dalam kucuran dana tersebut, Lippo Group menggandeng perusahaan Shanghai Media Entertainment Group (melalui anak perusahaan STR), Cisco, dan Motorola untuk pembangunan jaringan serta pembiayaan proyek tersebut.
Saat ini First Media memiliki dan mengoperasikan teknologi jaringan kabel Hybrid Fiber-Coaxial (‘HFC’) dua arah pada frekuensi 870 Mhz yang memiliki ujung terminal di Jakarta(BeritaSatu Plaza), Bandung (Binong), Surabaya (Gubeng), Bogor (VMB 2), dan Banjarbaru (Monas).
Digitalisasi memungkinkan kompresi data yang lebih besar untuk ditransmisikan melalui kabel, dengan demikian meningkatkan kapasitas kabel untuk melakukan transmisi internet berkecepatan tinggi, hingga mampu mentransmisi 100 saluran TV secara serempak, serta volume data yang sangat besar yang diperlukan demi kelancaran aplikasi beberapa industri.
Pada tahun 2006, First Media secara bertahap mulai mengalihkan jaringan kabelnya menjadi digital, dan pada akhir 2007 telah dilaksanakan hingga 70% dari keseluruhan jaringan, dan diperkirakan akan selesai pada tahun 2008. Pada akhir tahun 2007, jaringan kabel First Media menjangkau 3.700 kilometer, dengan kabel ke rumah sejumlah 400.000 dan penetrasi lebih dari 35% dan terus bertambah.

kualitas yang di sajikan menurut saya pribadi untuk hal kualitas sangat baik walaupun kekurangan berada di sisi jaringan menuju kerumah pakai kabel coaxial , tapi gak masalah tetap stabil dan kabel pun bila kita sudah berhenti berlangganan ,kabelnya  sangat bagus di aplikasikan ke antenna tv biasa , harga yang di tawarkan sangat value for money sekali serta pelayanan teknisi sigap melayani pelanggan , memang beda daerah beda layanan mungkin saja pasukan di sana tidak di latih secara greget kali yah , ini juga sebagai masukan untuk firstmedia agar kedepannya lebih baik lagi , kekurangan di firstmedia itu tidak ada tayangan liga inggris , dulu sempat ada bein sport 1 dan 2 serta ada versi HD nya juga , padahal bila di tambahkan bein sport3 bayar 25 ribuan/bulan gak masalah walaupun masuk ke kategori tambahan saja ,ada baiknya yah untuk tayangan liga inggris di masukkan ke paket combo  x1 yang paket menengah yaitu 
combo elite x1 HD , bila di adakan pasti pelanggan tertarik untuk pakai firstnedia , 
untuk hal perangkat firstmedia paling bagus , mulai dari modemnya yaitu cisco dan decodernya ada 2 varian ada yang samsung dan LG paling terbaru 




gambar 3 adalah struktur kabel jaringan yang di tiang listrik isi kabelnya kurang lebih seperti ini 


sampai disini dulu yah , akhir kata terima kasih telah berkunjung kemari , sekali lagi terima kasih 




No comments:

Post a Comment

Designed By